Islam dan Jalur Rempah Pantai Barat Sumatera

ISLAM DAN JALUR REMPAH PANTAI BARAT SUMATERA UTARA : DEKONSTRUKSI SEJARAH MASUKNYA PERADABAN ISLAM PERTAMA DI INDONESIA ABAD KE 7
(FGD, Kampus UINSU, 22 Desember 2020)

Diskusi tentang kota kuno yang berabad abad hilang, kota misterius yang baru saja ditemukan. Di kota kuno ini sejak setahun belakangan  sudah ratusan koin Dinasti Umayyah dan Abassiah ditemukan, temuan yang tidak pernah ditemukan di situs berkaitan Islam dimanapun, tidak di Barus, tidak di bagian manapun di Aceh.

Di situs desa Jago jago, Kecamatan Badiri, Tapteng yang berjarak sekitar 70 KM dari Barus ini, ditemukan juga lembar papan kuno berukir yang sudah di tes carbon laboratorium Amerika oleh Balar Sumut bertarikh tahun 600, ditemukan banyak pecahan kapal, kaca korosan Persia kuno, cincin salib era Bizantium, peralatan medis dan wadah farmasi Islam kuno seperti yang disimpan di museum Islam Istambul, Turki.

Tapi desa kuno ini tak tercatat dalam peta kuno manapun sebagai tempat persinggahan pelayaran dunia yang penting. Kota yang tidak hanya menyimpan jejak Islam dan Kristen kuno, tapi juga Cina kuno dinasti Tang, koin India Pandyas, bahkan koin-arca-lembar logam beraksara era Sriwijaya. Sungguh sebuah kota  paling ramai di dunia pada zamannya, kota yang didatangi karena kekayaan rempah dan deposit emas di sekitarnya. 

Sumber sumber Cina dan India kuno apalagi sumber Barat, bungkam tentang kota yang hilang ini. Kini beberapa peneliti muda sedang mencari dan mencoba menelusuri sumber sumber berbahasa Arab, tentang kota kuno yang hilang itu. Sumber yang sejauh ini sangat jarang digunakan (karena juga tidak bisa membacanya) oleh para peneliti Indonesia dan asing. Eskavasi arkeologis oleh Balar, sedang dirancang dalam waktu dekat, pihak BPCB juga sudah berkali kali datang, merancang upaya penyelamatan kota  yang ditemukan secara kebetulan ini. 

Kota yang hilang itu didiskusikan dalam FGD di UINSU, selasa 22 Desember 2020 jam 14.00 dengan tajuk Islam dan Jalur Rempah.
(Ichwan Azhari)

0 Komentar